Sebuah kotak yang kutemukan ditempat kenanganku bersamanya,
berwarna coklat tua, berukir ornamen antik, berukuran kotak obat, dan bau
kayunya masih tercium. Keingin tahuanku menggerakan tanganku untuk membuka
penutup kotak itu, pertama cahaya silau yang muncul dari dalam kotak semakin
membuatku bingung dan ingin tahu isi didalamnya. Selanjutnya aku makin dibuat
bingung, karena tidak ada apa-apa didalam kotak, tapi aku tahu kotak itu tak
biasa. Sela jangka waktu yang tak lama, seseorang yang kukenal bukan hanya itu
tapi juga sangat dekat denganku muncul dibalik belakangku.
Sekembalinya dia, kekasihku, mengubah hujan menjadi pelangi
dan senja menjadi fajar, dia membawa kembali cerita indah yang telah lama aku
rindukan. Seharian kita menghabiskan waktu bersama, aku tidak peduli dengan
waktu dan kebingunganku, hanya ada kamu. Tempat-tempat yang tidak asing
bersamamu mengembalikan sedikit dari kebahagiaan, semangat, dan senyumku,
senyum yang telah lama hilang bersama dengan kepergianmu ke sisi-Nya, ke asal
semua diciptakan. Iyaa..ada rasa kecil tapi mengganggu, rasa aneh yang mengusik
keingintahuan, “kenapa kamu kembali?” aku tahu ini yang aku inginkan dalam
tangis kepergianmu tapi aku juga tahu ini bukanlah yang semestinya ditakdirkan
Tuhan, setidaknya ini akan membuatku lebih egois atas Keputusan-Nya, semakin
tidak ingin Dia mengambilmu.
Dalam seketika muncul cahaya terang…sangat terang yang
membuat mataku sakit hingga aku harus
memejamkan sejenak, ketika kubuka mataku tak kudapati apa-apa yang tadi
sebelumnya ada, hanya aku seorang diri memegang sebuah kotak, diwaktu dan
tempat yang sama waktu pertama kali aku menemukan kotak itu, kotak yang sejenak
mengahantarku ke kejadian dimana aku lewati bersamanya..kekasihku yang aku
rindukan..kekasihku yang telah tiada.
Kusebut Kotak Dejavu,
membawaku merasa kembali mengulang episode bahagiaku bersamanya, membawaku
hanyut akan masa yang tidak nyata, aku menyukainya tapi aku jatuh jika terus
berada dalam bayang tipunya. Sekarang aku sudah ikhlas melepasnya..kekasihku,
karena aku begitu menyayanginya dan itulah caraku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar